JAKARTA, THAWALIBPADANGPANJANG.SCH.ID – Salah seorang putra dari alm Prof Buya Hamka, Afif Hamka menyampaikan apresiasinya dengan diterbitkannya buku “Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang” oleh Yayasan Thawalib yang akan dilaunching pada acara peringatan 110 tahun Perguruan Thawalib pada Minggu 30 Mei ini di Padang Panjang.
Hal tersebut disampaikan Buya Afif Hamka saat bersilaturrahmi dengan pengurus Yayasan Thawalib yang diwakili oleh Irwan Natsir Sekretaris Umum Yayasan Thawalib didampingi salah seorang anggota tim penulis buku Budi Johan, S.Ag,M.AP pada Sabtu (22/5/2021) di kediamannya di Komplek DPR-Pribadi, Joglo, Jakarta Barat.
Pengurus Yayasan Thawalib, seperti dijelaskan Irwan Natsir bersilaturrahmi menemui putra dari alm Prof Buya Hamka yang merupakan alumni Perguruan Thawalib dan juga cucu dari salah seorang tokoh penting Thawalib yakni Syekh Abdul Karim Amrullah. “Karena sejarah 110 tahun Perguruan Thawalib tidak bisa dilepaskan dari peran penting Syekh Abdul Karim Amrulah, orang ketiga yang mengelola Thawalib pada tahun 1911 sampai tahun 1926, maka yayasan bersilaturrahmi dengan cucu yang juga putra dari alm Buya Hamka yakni Buya Afif Hamka,” katanya.
Syekh Abdul Karim Amrullah yang dikenal dengan sebutan Inyiak DR atau Haji Rasul, adalah salah seorang yang meletakan sistim pembaharuan pendidikan di Perguruan Thawalib (dulu disebut Sumatera Thawalib) sehingga Thawalib dikenal sebagai sekolah Islam modern pertama di zaman Hindia Belanda. Di zaman kepemimpinan Inyiak DR, Thawalib dikenal seantero nusantara bahkan sampai ke luar negeri.
Kemudian, Buya Hamka yang merupakan anak dari Syekh Abdul Karim Amrullah, juga mengenyam pendidikan di Sumatera Thawalib, disaat sekolah ini dipimpin oleh ayahnya.
Menurut Irwan Natsir, silaturrahmi dengan Buya Afif Hamka untuk menyerahkan buku “Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang” serta meminta pandangan tentang langkah langkah apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan eksistensi Perguruan Thawalib dan melakukan upaya memajukannya.
110 Tahun Thawalib
Menurut Buya Afif Hamka,salah satu bukti apa yang sudah ditelorkan oleh Thawalib adalah pendiri pondok modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur adalah produk dari Sumatera Thawalib. “Saya sekolah di pesantren Gontor, yang mana pendiri pesantren tersebut yakni Kiyai Imam Zarkasyi ternyata produk dari Sumatera Thawalib,” ujarnya.
Untuk itu, Buya Afif Hamka menyampaikan harapan agar Perguruan Thawalib tetap melanjutkan apa yang tela digariskan oleh para pendiri Thawalib, para tokoh tokoh Thawalib yakni semangat memperjuangkan ke-Islaman, yakni ke-Islaman yang murni. “Kita semua berharap Thawalib terus menjiawai semangat dalam memajukan Islam di Indonesia. Terus memupuk dan menegakan ke-Islaman yang murni di Indonesia,” katanya. (*)
Sumber : harianhaluan(dot)com