thawalibpadangpanjang.sch.id – Upaya untuk mempertahankan dan membuat 7 perguruan yang memiliki sejarah panjang di Sumatera Barat yang telah memberikan kontribusi nyata dalam bidang pendidikan, harus ada political will atau kemauan politik dari Gubernur Sumatera Barat dalam kebijakan sektor pendidikan dalam Rencana Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Barat.
Sehinga 7 perguruan tersebut yakni Perguruan Thawalib Padang Panjang, Perguruan Diniyah Putri, Darul Funun Payakumbuh, Thawalib Parabek Bukittinggi, MTI Canduang, Perguruan Adabiah Padang dan INS Kayu Tanam, akan tetap eksis dan menjadi ikon bagi Sumatera Barat karena ketujuh lembaga pendidikan tersebut merupakan aset.
Hal tersebut mengemukan dalam Lokakarya Minang Diaspora Network (MDN-Grup), Sabtu (13/3/2021) dengan menghadirkan narasumber Sekretaris Yayasan Thawalib Padang Panjang Irwan Natsir, Pimpinan Diniyah Putri Fauziah Fauzan El Muhammady, Syaikhul Ma’had Sumatera Thawalib Parabek Buya Deswandi, Ketua Pengurus Yayasan Syarikat Oesaha Adabiah Padang Azmal Zen, Ketua Pengurus Yayasan Darul Funun Abdullah A Afifi, Kepala Sekolah INS Kayu Tanam Hendrizal dan Ketua Yayasan MTI Candung Syukri Iska.
Acara webinar yang dipandu oleh Prof dr. Fasli Jalal Rektor Universitas Yarsi, Jakarta juga menghadirkan sejumlah tokoh sebagai keyonote speaker yakni Prof Dr. Azyumardi Azra, Buya Gusrial Gazahar dan Dirwan Ahmad Darwis.
Menurut Irwan Natsir yang mewakili Yayasan Thawalib Padang Panjang, secara faktual tujuh perguruan tersebut yang memiliki usia puluhan tahun bahkan ada yang lebih dari satu abad telah terbukti memberikan kontribusi dalam pendidikan Islam di Indonesia.
“Perguruan Thawalib oleh sejarawan Taufik Abdullah menyebut sebagai sekolah Islam modern pertama di zaman Hindia Belanda,” ujarnya.
Perjalanan sejarah seperti Perguruan Thawalib dengan tokoh tokoh ulamanya mulai dari Syekh Abdullah Ahmad, Syekh Daud Rasjidi, Syekh Abdul Karim Amarullah, Angku Mudo Abdul Hamid Hakim, Datuak Palimo Kayo, Zainal Abidin Ahmad, Buya Mawardi dan lainnya tela mengambarkan bagamana perguruan ini berkiprah dalam pembaharuan pendidikan Islam di Sumatera Barat.
Untuk itu, agar eksistensi Perguruan Thawalib, kata Irwan Natsir tetap bertahan, maka spirit pembaharuan yang telah diletakan para tokoh tokoh Thawalib terdahulu tetap dijalankan dengan pengelolaan Thawalib dilakukan dengan manajemen transparan, tata kelola keuangan, administrasi dan pendidikan yang terukur melalui perencanaan yang baik
“Menjadi kewajiban kita semua agar eksistensi Perguruan Thawalib salah satu perguruan tertua di Sumatera Barat bersama perguruan lainnya untuk dipertahankan keberadaannya, eksistensinya harus selalu muncul dan menjalankan kiprah pendidikan dengan menerapkan manajemen transparan sesuai dengan konteks saat ini,” ujar Irwan Natsir.
Apalagi Perguruan Thawalib Padang Panjang adalah yayasan milik umat, bukan milik satu kelompok atau golongan, maka segala hal harus dipertanggungjawabkan kepada umat.
“Sala satu upaya mempertaankan eksistensi Perguruan Thawalib, adalah tata kelola dengan transparan. Laporan Keuangan Yayasan Thawalib diumumkan kepada publik melalui media massa. Dibuat Rencana Kerja dan Anggaran tahunan yang jelas dan transparan. Dibuat Laporan Tahunan Yayasan Thawalib dan dibuat berbaai regulasi,” jelas Irwan Natsir.
Mengenai masukan terhadap penyusunan RPJMD Sumatera Barat bidang pendidikan, kata Irwan Natsir hal yang utama dalam penyusunan RPJMD adalah adanya kemauan politik dari Gubernur terhadap tujuh lembaga perguruan yang telah menjadi aset Sumatera Barat dan kontribusi yang nyata.
“Dalam penyusunan RPJMD hal yang utama adalah kemauan politik dari Pak Gubernur. Jika kemauan politik ada, maka akan ada kebijakan terhadap tujuh lembaga perguruan bersejarah tersebut,” katanya.
Sebab, political will dari gubernur tersebut akan mempengaruhi terhadap kebijakan pendidikan yang diambil nantinya oleh Pemprov Sumatera Barat dalam RPJMD yang disusun.
Kemudian, kemauan politik tersebut akan berdampak kepada penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan terakhir adalah kebijakan dalam penyusunan RAPBD Sumatera Barat. Yang jelas, dengan adanya lokakarya webinar yang diprakarsai MDN-G untuk memberikan masukan dalam penyusunan RPJMD, merupakan suatu langkah yang perlu diapresiasi.
Forum webinar dengan nara sumber dan tokoh tokoh yang hadir merupakan ada semangat bersama memberikan masukan dalam penyusunan RPJMD Sumatera Barat. Dan hal ini merupakan langkah positif.
“Kami berkeyakinan dan tentu berharap hasil webinar dan berbagai pendapat dan gagasan terhadap masalah pendidikan akan menjadi masukan berharga bagi Pak Gubernur. Terutama menyangkut tujuh perguruan bersejarah di Sumatera Barat,” kata Irwan Natsir.
Acara webinar lokakarya MDN-G ini berlangsung pukul 13.30 WIB sampai pukul 18.00 WIB yang diikuti berbagai kalangan dari berbagai daerah. (*)