Tokoh Pendiri Perguruan Thawalib, Dapat Perhatian Media Televisi

THAWALIBPADANGPANJANG.SCH.ID – Tokoh pendiri Perguruan Thawalib Padang Panjang, Syekh Abdullah Ahmad mendapat perhatian dari media televisi.

Jejak rekamnya dalam mendirikan Perguruan Thawalib yang berawal dari surau di Jembatan Besi, Padang Panjang, diangkat menjadi sebuah kisah dalam bingkai tayangan “Jejak Islam Syekh Abdullah Ahmad”.

Proses liputan untuk tayangan tersebut diantaranya di lokasi Perguruan Thawalib Padang Panjang dengan aktifitas santri mulai dari kegiatan belajar mengajar di sekolah sampai kegiatan di asrama serta kegiatan muhadarah di masjid Mujahidin Thawalib.

Pemilihan lokasi tayanan di Perguruan Thawalib tentu tidak terlepas dari sejarah Syekh Abdullah Ahmad yang mengawali mendirikan surau di Jembatan Besi sekitar tahun 1898 sepulang ia dari tanah suci belajar dari Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabauwi.

Surau Jembatan Besi yang dipimpin langsung oleh Syekh Abdullah Ahmad kelahiran Padang Panjang 1878 dengan pendidikan sistim halaqah kemudian berubah menjadi sekolah Sumatera Thawalib tahun 1911 setelah kepemimpinan beralih dari Syekh Abdullah Ahmad kepada Syekh Abdul Karim Amrullah (Ayah dari Buya Hamka). Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1906 pindah ke Padan, dan akhirnya mendirikan sekolah Adabiah.

Pimpinan Perguruan Thawalib Buya Dr Zulkarnaini, menyambut baik diangkatnya kisah dan jejak Syekh Abdullah Ahmad sebagai pendrii Perguruan Thawalib menjadi sebuah kisah yang divisualisasikan oleh media televisi. “Alhamdulillah tayangan tersebut sangat bernilai karena mengangkat kisah dan jejak bagaimana Syekh Abdullah Ahmad sebagai pelopor mendirikan Perguruan Thawalib,”jelasnya.

Kata Buya Zulkarnaini, sosok Syekh Abdullah Ahmad tidak bisa dilepaskan dari Perguruan Thawalib yang saat ini usianya lebih dari 110 tahun. Sebab, sekolah ini berdiri dengan cikal bakal pengajian dengan sistim halaqah surau di Jembatan Besi. “Pengajian halaqah surau tersebut akhirnya dikembangkan menjadi sekolah dengan menggunakan sistim klasikal dan menjadi nama Sumatera Thawalib. Dalam sejarahnya, sistim klasikal tersebut dikenal sebagai sistim pendidikan Islam modern pada waktu itu,”ujarnya.

Sejarah Thawalib

Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir mengatakan, sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Sumatera Barat, berbagai kalangan tertarik melakukan kajian dan publikasi terhadap Perguruan Thawalib, baik untuk tujuan akademis seperti penulisan skripsi, tesis sampai disertasi. Begitu pula terkait dengan keperluaan publikasi dan tayangan.

“Berbagai kalangan tertarik melakukan kajian, riset baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan publikasi. Adanya kisah Syekh Abdullah Ahmad yang divisualisasikan dalam tayangan media, menambah daftar atas berbagai publikasi yang dilakukan berbagai kalangan terhadap Perguruan Thawalib,”ujarnya.

Visualisasi tentang jejak Syekh Abdullah Ahmad, kata Irwan Natsir adalah bagian sejarah dari berdirinya Perguruan Thawalib. Sebab, usia lembaga pendidikan Islam itu sudah lebih dari 110 tahun, dipimpin oleh sejumlah alim ulama Minangkabau mulai dari Syekh Abdullah Ahmad, Syekh Daud Rasjidi, Syekh Abdul Karim Amrullah, Tuanku mudo Abdul Hamid Hakim, Buya Datuk Palimo Kayo, Buya Zainal Abidin Ahmad sampai Buya Mawardi Muhammad.

“Yayasan Thawalib sendiri telah menerbitkan buku Sejara Perguruan Thawalib yang berisikan tentang kisah perjalanan para pendiri dan pemimpin Perguruan Thawalib termasuk Syekh Abdullah Ahmad,” kata Irwan Natsir.

Proses liputan visualisasi media televisi tentang “Jejak Islam Syekh Abdullah Ahmad” dilakukan pada pertengahan Januari 2022 lalu di kampus Perguruan Thawalib dengan meliput aktifitas pendidikan di sekolah dan di asrama serta mewawancarai Pimpinan Perguruan Thawalib.(*)

Leave a Comment