THAWALIBPADANGPANJANG.SCH.ID – Berbagai kreatifitas terus bermunculan dari kalangan santri Perguruan Thawalib Padang Panjang, sebuah lembaga pendidikan Islam tertua di Sumatera Barat. Tulisan cerita pendek (cerpen) yang ditulis para santri Thawalib dikumpulkan menjadi buku dengan judul “Tarian Jemari Santri” dan judul buku “Bermain dengan kata”.
Kumpulan cerpen yang ditulis para santri yang duduk di kelas 9 MTs Thawalib Putra tersebut, adalah rangkaian sejumlah kisah yang lahir dari para santri yang mendapatkan motivasi dari guru MTs Thawalib Putra Sakirman dkk , sehingga kemudian menjadi buku kumpulan cerpen “Tarian Jemari Santri” dan “Bermain dengan kata”.
Wakil Kepala Sekolah MTs Thawalib Putra, ustad Muhammad Prima, S.Pd.I, M.Pd, Selasa (15/3/2022) di Padang Panjang mengatakan, terbitnya buku cerpen hasil karya para santri Thawalib Putra merupakan suatu kreatifitas yang patut diberikan apreisasi. Karena, di tengah mengikuti proses belajar mengajar, para santri masih bisa berkreatifitas dalam menuls cerpen.
“Alhamdulillah suatu kebanggaan bagi Perguruan Thawalib Padang Panjang, para santrinya bisa menulis cerpen dan kemudian dikumpulkan menjadi dua buku yan berisikan berbagai tulisan cerpen para santri,” kata Muhammad Prima.
Dijelaskannya, buku kumpulan cerpen itu atas motivasi dan bimbingan dari guru Bahasa Indonesia MTs Thawalib Putra Sakirman dan kawan kawan, yang mendorong para santri untuk menulis cerpen dan kemudian kumpulan berbagai cerpen para santri tersebut dijadikan buku kumpulan cerpen “Bermain dengan kata” dan “Tarian Jemari Santri”
Untuk buku kumpulan dengan judul “Bermain dengan Kata” para santri yang menulis cerpen seperti Abdurrachman Akbar, Zulfadli, Fauzan Anshori, Haikal Alfathir, Ilham Saputra, Muhammad Dzakir Fitrah, Muhammad Nur Ari Putra, Rizky Wayudi, Mhd Rizki Tanjung, Riyandi Saputra, Muhammad Ziyadatul Khoir, Alvin Rahmadani, Izzat Ibrahim, M Jeffry Saisil Akram, Muhammad Rafky, Yusuf Alamsyah, Muhammad Hudzayfie Efsa Siregar, Sayyidul Ihsan dan Andra Wahab Alghazali.
Sedangkan buku dengan judul “Tarian Jemari Santri” yang merupakan kumpulan imajinasi penghuni penjara suci ditulis oleh para santri yakni Amirul Mukminin, Habibul Mubarok, Haditiya Ramadhan, Ahmad Ibnu Sina, Julianda Putra Pratama, Abdul Karim, Muhammad Abdil Fathi, Ilham Kurnia Putra, Muhammad Khairul Abshar, Nabil Syaiban Herman, Muhammad Rafi, Rizky Ahmad Maulana, Syarif Abdila, Muhammad Syahfil Al Fadil, dan M Rais Charfani Barus.
Kreatifitas Santri
Ketua Yayasan Thawalib Dr Saiful Amin menyambut baik terbitnya buku kumpulan cerpen para santri Perguruan Thawalib. “Suatu kreatifitas santri yang patut kami berikan apresiasi karena ternyata para santri memiliki minat dan bakat dalam menulis sehingga bisa menulis cerpen dan dijadikan buku kumpulan cerpen,”ujarnya.
Adanya dua buku kumpulan cerpen, kata Saiful Amin, selain sebagai proses belajar menulis bagi santri, juga proses dalam berkreatifitas di tengah mereka menuntut ilmu di Perguruan Thawalib. “Alhamdulillah para santri Perguruan Thawalib yang mengenyam pendidikan sejak pagi hingga malam hari, masih meluangkan waktu untuk menulis cerpen. Ini sangat membanggakan sekali,” ucapnya.
Menurut Saiful Amin, jika menilik sejarah Perguruan Thawalib yang kini berusia lebih 110 tahun, untuk menulis dan membuat karya tulis seperti buku bukanlah perkara baru. Sebab, sudah lama para guru dan alumni Perguruan Thawalib yang menulis buku. Para pendiri Perguruan Thawalib seperti Syekh Abdul Karim Amrullah, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Buya Zainal Abidin Ahmad sampai Buya Mawardi Muhammad telah menulis sejumlah buku dengan Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.
Para alumni Perguruan Thawalib seperti Buya Hamka, Teuku Ali Hasjmy, Oemar Bakry, dan nama-nama lainnya juga dikenal sebagai penulis atau penggarang buku. “Mudah mudahan kreatifitas para santri dalam menulis terus berlangsung sehingga bisa menulis cerpen bahkan nantinya menulis buku,” kata Saiful Amin. (*)