Tenaga Ahli Madya Staf Presiden Kunjungi Thawalib Padang Panjang

PADANG PANJANG, THAWALIBPADANGPANJANG.SCH.ID – Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia Ngatoilah bersilaturahmi dengan pengurus Yayasan Thawalib, Jumat (28/5/2021) ke kantor yayasan di Padang Panjang. Kunjungan tersebut yang diterima Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan Perguruan Thawalib Padang Panjang.

“Kami selama ini mendengar nama Perguruan Thawalib. Maka, saat ini kami ingin tahu betul bagaimana dengan Perguruan Thawalib secara langsung,” kata Ngatoilah.

Seperti dijelaskan Irwan Natsir, kedatangan Tenaga Ahli Madya KSP Ngaotilah didampingi oleh Ketua KPID Sumatera Barat Afriendi Sikumbang serta rombongan lainnya. “Yayasan Thawalib merasa terhormat dikunjungi Pak Ngatoilah, Tenaga Ahli Madya Kedeputian Bidang Informasi dan Komunikasi Politik KSP,” ujar Irwan Natsir.

Dalam kunjungan hampir satu jam tersebut, diinformasikan bagaimana sejarah Perguruan Thawalib yang pada bulan Mei ini berusia 110 tahun. Kemudian, dijelaskan siapa-siapa tokoh penting Thawalib mulai dari Syekh Abdullah Ahmad, Syekh Daud Rasjidi, Syekh Abdul Karim Amrullah, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Buya HMD Datuk Palimo Kayo, Buya Zainal Abidin Ahmad dan Buya Mawardi Muhammad.

Kemudian diinformasikan pula tentang sistim pendidikan yang diterapkan di Perguruan Thawalib. “Dalam sejarahnya Perguruan Thawalib dikenal sebagai sekolah Islam modern di zaman Hindia Belanda,” jelas Irwan Natsir.

Dalam silaturahmi tersebut, Irwan Natsir juga menyampaikan bahwa banyak tokoh tokoh yang lahir dan alumni Perguruan Thawalib. “Selain Buya Hamka juga ada tokoh lain seperti pendiri Pondok Modern Gontor Kiyai Imam Zarkasyi, Gubernur Aceh Teuku Ali Hasjmy dan banyak tokoh tokoh lainnya,” kata Irwan Natsir.

Kemudian kepada Ngatoilah disampaikan bahwa pada Minggu 30 Mei ini, Perguruan Thawalib melaunching buku Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang. “Kami sampaikan bahwa pada hari Minggu dilaunching buku Sejarah Thawalib yang berusia 110 Tahun,” ujar Irwan Natsir.

Ngatoilah dengan penuh antusias melihat langsung kampus Perguruan Thawalib dan menyampaikan berbagai pandangan. “Ini merupakan pesantren yang bersejarah di Indonesia,” kata Ngatoilah. (*)

Sumber : harianhaluan(dot)com

Leave a Comment