PADANG PANJANG, THAWALIBPADANGPANJANG.SCH.ID – Ibarat gayung bersambut, niat orang tua agar anaknya memahami ilmu agama juga dibuktikan dengan keseriusan santri menuntut ilmu.
Salah satu bukti, santri Asrama Thawalib Putera Padang Panjang tampak antusias mengikuti pembahasan kitab nashaihul ibad, Jumat (23/07/2021) di Masjid Mujahidin.
Selain membahas kandungan isi kitab, sekaligus mendalami ilmu nahwu dan sharaf. Pasalnya kitab Nashaihul Ibad salah satu kitab yang sama sekali tak memiliki baris, atau biasa dikenal dengan kitab kuning.
Buya Amrul Burhan selaku guru yang membahas kitab itu menyebutkan, nashaihul ibad merupakan sebuah kitab yang membahas seputar nasehat untuk para hamba.
“Kitab ini membahas tentang nasehat untuk kita semua (para hamba). Kitab ini adalah karya Ibnu Hajar kemudian disyarah oleh Imam Nawawi,” kata Amrul.
Selain memaparkan perkenalan awal pada kitab, Amrul yang juga alumni Perguruan Thawalib itu sejenak mengenang perjalanan Nashaihul Ibad di kalangan para santri sejak dahulunya.
“Saya masih ingat betul, saat saya jadi santri dahulu semua sisi masjid ini diisi belajar kitab Nashaihul Ibad. Kami belajar waktu itu dengan sistem halaqah,” ujarnya.
Senada dengan Amrul, Koordinator Asrama Thawalib Putra Azhari Andi mengungkapkan, belajar kitab seusai salat magrib adalah program rutin mingguan santri.
“Karena programnya kan macam-macam, tiap hari ada kegiatan santri. Belajar Kitab ini kita lakukan sekali seminggu,” kata Azhari.
Lulusan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga itu menambahkan, program membaca dan mendalami kitab, tak lain untuk meningkatkan keilmuan santri.
“Karena inilah salah satu ciri khas santri Thawalib itu. Targetnya semua santri bisa membaca, memaknai kitab ini dengan baik,” ucapnya.
Untuk diketahui, menurut banyak sumber mengenai Kitab Nashaihul Ibad dikarang untuk peringatan bagi para hamba mempersiapkan diri menghadapi kiamat.
Namun sayangnya, dalam pendahuluan kitab itu tidak begitu jelas latar belakang ditulisnya Nashaihul Ibad. Namun, ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa Syekh Nawawi menulis kitab karena adanya permintaan dari murid-muridnya.
Kitab Nashaihul Ibad berisi seputar nasihat yang akan mencerahkan umat, sehingga bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi Hari Kiamat. Nasihat-nasihat di dalam kitab itu dikelompokkan menjadi 10 bab yang berisi 214 nasihat.
Sebanyak 45 nasihat di antaranya bersumber dari hadits dan selebihnya adalah atsar atau ucapan para sahabat dan pengikut nabi. Penulisan kitab Nashaihul Ibad diselesaikan Syekh Nawawi pada Kamis, 21 Safar 1311 H1893 M. (Luzian)