PADANG PANJANG, THAWALIBPADANGPANJANG.SCH.ID – Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Dr. H. Adian Husaini berharap Perguruan Thawalib Padang Panjang tetap konsisten melahirkan para alim ulama, sebagaimana sejarah yang telah dibuktikan pada masa lalu, lahirnya para alim ulama seperti Buya Hamka, Kiyai Imam Zarkasyi, Prof. Ali Hasymi dan lainnya.
Hal tersebut disampaikan Adian Husaini ketika bersilaturrahmi ke Perguruan Thawalib Padang Panjang, Senin (11/10/2021). Kunjungan tersebut diterima oleh Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir, Saiful Amin (Ketua), Fahmi (Wakil Sekretaris), Pimpinan Perguruan Thawalib Dr Zulkarnaini dan pimpinan Kuliyatul Ulum El-Islamiyah (KUI) Thawalib.
Silain bersilaturrahmi dengan jajaran pengurus yayasan, Adian Husaini memberikan berbagai nasehat kepada santri Thawalib usai shalat ashar berjamaah di masjid Mujahidin Thawalib. “Perguruan Thawalib adalah lembaga pendidikan Islam yang bersejarah dan telah melahirkan para alim ulama untuk negeri ini,” ujarnya.
Menurut dia, Perguruan Thawalib harus tetap bisa melahirkan para alim ulama, sebagaimana telah lahirnya para alim ulama pada waktu waktu dahulu. “Kita berharap, dari Perguruan Thawalib terus menerus melahirkan para alim ulama, sebagaimana lahirnya ulama seperti Buya Hamka, Kiyai Imam Zarkasyi pendiri pesantren Gontor, Prof Ali Hasymi dan lainnya dari Thawalib,” ujar Adian Husaini.
Dalam kesempatan itu, Adian Husaini juga berpesan agar Perguruan Thawalib tetap mempertahankan kemandiriannya, dan mempertahakan kurikulum Perguruan Thawalib yang selama ini digunakan, dikarenakan hal itu merupakan roh dari Perguruan Thawalib itu sendiri.
Sementara itu, kepada para santri Thawalib, ia berpesan agar selama menuntut ilmu di Perguruan Thawalib untuk menanamkan sifat ikhlas dalam belajar dan adab dalam menuntut ilmu seperti menghormati para guru dan orang. “Kunci dalam menuntut ilmu adalah ikhlas dalam belajar dan memakai adab menuntut ilmu,” kata Adian Husaini.
Hubungan Sejarah
Dalam pertemuan dengan rombongan DDII Pusat tersebut, Sekretaris Umum Yayasan Thawalib menyampaikan bagaimana hubungan sejarah Perguruan Thawalib dengan DDII sudah terbangun lama sejak zaman Mohammad Natsir memimpin DDII. “Bapak Natsir kalau ke Sumatera Barat selalu datang berkunjung ke Perguruan Thawalib,” jelas Irwan Natsir.
Karena hubungan emosional yang kuat Perguruan Thawalib dan DDII, maka pembangunan gedung sekolah pun ada bantuan dari DDII. “Hubungan emosional yang terbangun selama ini, sejak Pak Natsir sudah begitu kuat,” kata Irwan Natsir.
Kemudian, dijelaskannya bagaimana sejarah Perguruan Thawalib, sebagai sekolah Islam modern pertama di zaman Hindia Belanda yang dipeolpori oleh para pendirinya mulai dari Syekh Abdullah Ahmad tahun 1895, Syekh Latif Rasjidi, Syekh Daud Rasjidi, Syekh Abdul Karim Amrullah, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Buya Datuk Palimo Kayo, Buya Zainal Abidin Ahmad sampai Buya Mawardi Muhammad.
Tentang perkembangan Perguruan Thawalib saat ini, selain memiliki jenjang pendidikan tingkat Tsanawiyah dan Aliyah Putra/Putri, juga memiliki jenjang pendidikan Taman Kanak kanak dan sekolah dasar.
“Alhamdulillah saat ini Perguruan Thawalib berkembang dan memiliki enam unit sekolah yang berada di tiga lokasi kampus yang berbeda,” ucap Irwan Natsir.
Kemudian, Perguruan Thawalib kembali ke khittahnya untuk mengajarkan kitab kitab berbahasa Arab yang sudah ada sejak berdirinya Perguruan Thawalib, baik di jenjang pendidikan Tsnawaiyah Thawalib maupun di tingkat KUI atau aliyah.
Kunjungan silaturrahmi Ketua Umum DDII Pusat tersebut berlangsung dalam suasana akrab dan kekeluargaan dan juga melihat suasana kampus Thawalib Putra yang terletak di Jl Abd Hamid Hakim, Padang Panjang. (*)