Alumni Perguruan Thawalib Padang Panjang Dukung Berbagai Perubahan

thawalibpadangpanjang.sch.id – Para alumni Perguruan Thawalib Padang Panjang memberikan dukungan terhadap berbagai perubahan yang tengah dilakukan dalam penataan pengelolaan Yayasan Thawalib  mulai dari tata Kelola keuangan, administrasi, kurikulum pendidikan, sarana prasarana dan lainnya dalam upaya memajukan Perguruan Thawalib.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan para alumni Perguruan Thawalib yan tinggal di Jakarta, Bogor Depok, Tengareng, Bekasi, dan Bandung dengan pengurus Yayasan Thawalib pada hari Selasa (19/1/2021) di restaurant Situ Gintung, Jalan Raya Ciputat-Jakarta Selatan.

Pertemuan dan dialog langsung para alumni dengan pengurus Yayasan Thawalib yang diwakili oleh Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir, untuk mengetahui langsung bagaimana perkembangan tata Kelola Yayasan Thawalib dalam masalah keuangan, masalah kurikulum, masalah administrasi, masalah sumber daya manusia serta berbagai isu isu yang muncul.

Menurut Dr Desmadi, salah seorang penggagas acara pertemuan tersebut, dialog langsung dengan pengurus Yayasan Thawalib telah direncanakan jauh jauh hari berdasarkan pembicaraan dari sejumlah alumni yang tinggal di Jabodetabek. “Dari berbagai pertemuan sejumlah alumni, muncul gagasan untuk melakukan pertemuan langsung dengan pengurus guna mengetahui bagaimana tata Kelola Yayasan Thawalib saat ini. Namun karena situasi pandemic Covid 19 yang terjadi sejak awal Maret 2020, baru saat ini pertemuan tersebut bisa terlaksana,” katanya.

thawalib padang panjang
Pertemuan para alumni Thawalib dari kiri : Dr Desmadi (penggagas acara) Irwan Natsir (pengurus yayasan) dan H. Delvi (penggagas acara)

Dijelaskan Desmadi yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, tujuan utama pertemuan para alumni dengan pengurus adalah berdialog dan ingin mendapatkan informasi langsung dari pengurus Yayasan. “Sejak pengurus Yayasan ini dilantik 24 Juli 2019 lalu sampai saat ini berbagai perubahan terjadi dalam tata Kelola Thawalib dan berbagai isu dan opini muncul. Maka untuk mengetahui apa yang telah dilakukan, serta bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya, maka para alumni ingin berdialog dengan pengurus,” jelasnya.

Hal senada disampaikan penggagas pertemuan tersebut H Delvi, seorang pengusaha di Jakarta. Menurut dia, berbagai perubahan telah terjadi dalam tata Kelola Yayasan dan Perguruan Thawalib. Agar perubahan tersebut bisa difahami secara baik serta tidak memperoleh informasi yang bias, apalagi tidak objektif, maka perlu mendengarkan langsung dari pengurus Yayasan. “Langkah berdialog langsung merupakan Langkah yang bijak. Sebab selain mendengar langsung dari pengurus Yayasan juga bisa menanyakan langsung informasi apa saja yang diperoleh selama ini,” katanya.

Dukung Perubahan

Dalam pertemuan dan dialog para alumni dengan pengurus Yayasan yang berlangsung lebih kurang 5 jam tersebut, Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir, memaparkan Langkah Langkah yang telah dilakukan pengurus dalam upaya tata Kelola memajukan Perguruan Thawalib. Langkah tersebut misalnya bagaimana membangun system keuangan Thawalib yang baik dan sehat.

Tata Kelola keuangan dilakukan dengan membangun sistim keuangan yang transparan dan akuntabel, sehingga semua keuangan Perguruan Thawalib mulai dari berbagai unit sekolah, uang masuk dan uang keluar melalui sistim yang telah dibangun sehingga sesuai dengan prinsip akutansi, transparan dan akuntabel. Mulai dari laporan harian, laporan bulanan dan laporan tahunan. Bahkan, laporan tahunan Yayasan dipublikasi kepada masyarakat melalui media massa.

Perubahan lain, kata Irwan Natsit yakni penerapan Kembali kurikulum yang menjadi kekuatan Perguruan Thawalib yakni memakai Kembali semua kitab kitab khas Thawalib untuk jenjang Pendidikan tingkat Tsnawawiyah dan Kuliyatul Ulum El Islamiya. “Hasil evaluasi sebelum kitab kitab Thawalib banyak yang tidak diajarkan, sehingga langka perbaikan adalah Kembali ke khittah Pendidikan Perguruan Thawalib,” ujar Irwan Natsir.

Tentang isu pemecatan yan dilakukan, kata Irwan Natsir, dengan berbagai perubahan dan perbaikan yang dilakukan terutama menerapkan sistim, memiliki konsekuensi terhadap sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi dan hal tersebut disampaikan secara terbuka dan disosialisasikan kepada seluruh majelis guru dan karyawan pada awal awal kepengurusan Yayasan.

Dalam perjalanannya, hampir 80 % mengajukan mengundurkan diri baik secara resmi maupun tidak. Kemudian, terhadap yang diberhentikan  ada karena yang bersangkutan masih dalam masa percobaan/kontrak kerja, dan ada yang tidak lolos dari program Review SDM yang telah dilakukan dengan objektif. Sementara yang dimutasi dengan berbagai pertimbangan dan alasan kinerja atas hasil evaluasi yang dilakukan. “Jadi isu bahwa semuanya dipecat tidaklah benar. Ada klasifikasi mengundurkan diri, klasifikasi berhenti karena masa percobaan/kontrak kerja dan klasifikasi tidak lolos review SDM dan terakhir mutasi,” kata Irwan Natsir dengan membeberkan data SDM secara detil.

Selanjutnya pengelolaan Yayasan Thawalib dilakukan dengan sistim yang dibangun. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Peraturan Pengelolaan Anggaran dan Keuangan, Peraturan Pegawai Yayasan Thawalib, Peraturan Khittah Pendidikan Perguruan Thawalib, dan Peraturan Pengawasan Yayasan Thawalib. “Sekarang ini berbagai peraturan Yayasan telah ditetapkan oleh Pembina Yayasan. Itu artinya pengelolaan Yayasan harus mengacu kepada aturan dan sistim yang telah dibangun. Ini semua upaya organ Yayasan seperti pengurus, Pembina dan pengawas memajukan Perguruan Thawalib,” jelas Irwan Natsir.

Mendengarkan paparan tersebut, alumni Thawalib Edi Fahmi yang juga guru di sekolah Al-Azhar, Bintaro, Jakarta mengatakan, langka perubahan yang diakukan Yayasan saat ini perlu didukung bersama sama oleh alumni. “Perubahan dan perbaikan yang telah dilakuan harus didukung karena bentuk upaya nyata dalam memajukan Perguruan Thawalib,” katanya.

Hal senada disampaikan alumni Thawalib di Bandung, Delianur. Menurut dia setelah berdialog, maka diketahui upaya upaya perubahan dilakukan Yayasan dengan membangun sistim secara terukur dan ini Langkah yang tepat. “Perubahan adalah suatu keniscayaan yan harus dilakukan, begitu pula tata Kelola Yayasan dengan sistim. Maka Langkah ini harus kita dukung bersama agar Perguruan Thawalib bisa maju Kembali,” ujar Delianur jebolan Unpad ini.

Alumni senior ustad Zulkifli berharap perubahan dan perbaikan yang dilakukan agar Perguruan Thawalib tetap maju. “Saya sendiri setiap hari berdoa agar Perguruan Tawalib tetap maju dengan pengelolaan yang baik,” katanya.

Pertemuan dan dialog dilakukan secara terbuka dengan menyampaikan pandangan, pendapat, masukan bahkan kritikan terhadap pengelolaan Perguruan Thawalib saat ini. (*)

Leave a Comment